![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTfRRAQB3mt0c800dTPvStwAcdPKrD2uH-241-CmPyAzqe_aQ-N9uCnd7qAvdIdK98lMD22TuWnUBT2qqcv4wKR-yWRz3WON8RmyUxN7hPLIcDtYRbu2bZ05QB1jVHVg8vxTY4ky9pONiw/s400/0925172620X310.jpg)
Lovejoy, sebuah komet yang belum lama ditemukan, ternyata selamat
dari penerjunan bunuh diri melintasi atmosfer Matahari yang amat panas
pagi tadi, Jumat (16/12/2011). Demikian menurut para ilmuwan NASA.
Komet
Lovejoy menerobos korona Matahari sekitar pukul 07.00 WIB, pada jarak
140.000 kilometer dari permukaan Matahari. Suhu di korona bisa mencapai
1,1 juta derajat celsius sehingga kebanyakan peneliti awalnya meyakini
batu es pengembara itu bakal hancur lebur.
Akan tetapi,
Lovejoy
terbukti cukup kuat menghadapi panas. Sebuah video yang diambil oleh
wahana Observatorium Dinamika Matahari (SDO) milik NASA menunjukkan,
obyek es tersebut muncul dari balik Matahari setelah melintasinya dan
melesat ke ruang angkasa.
"Berita gembira, Lovejoy hidup! Komet
Lovejoy telah selamat dalam perjalanannya melintasi Matahari dan muncul
kembali di sisi lain," begitu bunyi tweet seorang peneliti SDO.
SDO adalah salah satu dari banyak instrumen yang digunakan para ilmuwan
untuk mengawasi Lovejoy dalam lawatannya ke Matahari. Para peneliti
awalnya ingin merekam dan mempelajari kematian sebuah komet karena
menabrak bintang, yakni Matahari.
"Ini kesempatan yang sangat
langka untuk mengamati penguapan menyeluruh dari sebuah komet yang
relatif besar, dan kami memiliki 18 instrumen terpasang pada lima
satelit untuk menelitinya," ujar Karl Battams, seorang ilmuwan di
Laboratorium Riset Angkatan Laut di Washington, di situs Sungrazing
Komet, sebelum Lovejoy mendekati Matahari.
Battams mengelola
situs yang dikhususkan untuk membahas komet Lovejoy. Komet itu sendiri
ditemukan oleh dua wahana yang berbeda: Solar Terrestrial Relations
Observatory NASA (STEREO) dan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO),
yang dioperasikan bersama oleh NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA).
Battams sendiri menyambut berita selamatnya Lovejoy dengan terkejut
sekaligus senang. "Saya menduga ekor debunya akan bertahan hidup (walau
hanya selama beberapa jam) sebelum memudar, tapi bukan intinya!"
ujarnya.
Lovejoy memiliki inti selebar sekitar 200 meter, dan
masuk dalam kelas komet yang dikenal sebagai Sungrazers Kreutz, atau
komet-komet yang orbitnya sangat dekat dengan Matahari.
Semua
komet Sungrazers Kreutz diyakini sebagai sisa-sisa dari sebuah komet
raksasa tunggal yang pecah beberapa abad lalu. Mereka dinamai menurut
astronom Jerman abad ke-19, Heinrich Kreutz, yang pertama kali
menunjukkan bahwa komet-komet tersebut memiliki "hubungan darah".
Banyak komet diketahui bunuh diri dengan menabrak Matahari, tetapi
umumnya mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan terjun ke sana. Itulah
yang membuat para ilmuwan begitu bersemangat tentang Lovejoy karena
komet ini menunjukkan tanda hendak menerjang Matahari. Astronom amatir
Australia, Terry Lovejoy, menemukan komet itu pada 27 November lalu,
yang memberikan banyak waktu bagi peneliti untuk memetakan gerakannya.
0 Komentar:
Posting Komentar